🌓 Inovasi Farmasi Di Puskesmas

Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses difusi inovasi dalam program e-health di Puskesmas Kalijudan Kota Surabaya. Difusi inovasi dipilih karena program e-health merupakan inovasi atau ide baru dalam bidang pelayanan kesehatan. Halosahabat pena, pada kesempatan kali ini kita akan membahas peran farmasi dalam menjamin kesehatan masyarakat di revolusi industri 4.0 . Sebagai salah satu bidang yang bergerak di bidang kesehatan, tentunya kesehatan masyarakat juga merupakan tanggung jawab dari seorang farmasis yang bekerja sama dengan pelayanan kesehatan lainnya sehingga kerja sama antara satu sama lain tercapai. INOVASIUPAYA KESEHATAN PERORANGAN 1. Program SMART - SMART Card - SMART Service - SMART Corner - SMART Survey 2. Puskesmas Sahabat Anak - Media dan Materi KIE Anak - Ruang Pelayanan dan Ruang Konseling Anak (MTBS & PKPR) - Ruang Tunggu dan Bermain - Ruang ASI - KTR - KTPA - Santun Lingkungan Puskesmas - Sarana dan Prasarana Anak Disabilitas a. PuskesmasDiminta Inovasi dalam Optimalkan Pelayanan Kesehatan. Seorang warga lanjut usia (lansia) menjalani pemeriksaan tensi darah sebelum vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Purnama, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (3/3/2021). Sebanyak 17.803 warga lansia menjadi sasaran dalam vaksinasi COVID-19 di Kalbar. selainitu, yang menarik pada penilaian dan presentasi program inovasi yang menjuarai tingkat kabupaten dan menembus sampai pada tingkat propinsi adalah didominasi oleh program inovasi tim nusantara sehat puskesmas sapala, mas-tobat (masyarakat sadar obat) mendapat predikat 2 (dua) tingkat kabupaten, yang di gagas oleh hermansyah (tenaga farmasi SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menambah inovasi di puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan. Inovasi ini merupakan layanan yang diberikan PerwakilanTim Farmasi Kecamatan Cakung, Gustaprani Brajantoro, menjelaskan, inovasi tersebut terinspirasi dari wilayah Kecamatan Cakung sendiri dengan jumlah penduduk besar. "Tujuan inovasi ini meningkatkan dan pengawasan penggunaan obat secara rasional di masyarakat tugas pokok apoteker. Jadi ini yang spesial dari farmasi dan enggak ada di Perombakanpertama yang dilakukan adalah perbaikan sistem administrasi rekam medis pasien di puskesmas. Menggunakan beberapa komputer yang tersambung secara intranet, efisiensi bisa dilakukan dari alur kerja petugas di puskesmas. PuskesmasDinoyo kembali membuat inovasi yang bermanfaat bagi pasien, khususnya layanan laboratorium. Sebelumnya, Puskesmas Dinoyo yang diwakili oleh dr. Ida Megawati dan Budi Ari Bowo, A.Md.An.Kes berkoordinasi aplikasi ANTAR bersama Kadis Kominfo Kota Malang di Gedung Block Office Kota Malang. . – Di tengah era disruptif pelayanan kesehatan Indonesia, dibutuhkan inovasi farmasi klinik untuk meningkatkan kualitas terapi obat dalam pelayanan kesehatan. Selain penerapan teknologi, dibutuhkan eksistensi sumber daya manusia profesi apoteker mengingat profesi ini merupakan garda terdepan dalam mengawal terapi obat yang efektif dan efisien. Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Keri Lestari, Apt. dalam Prosesi Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar Prof. Keri dalam bidang Ilmu Farmakologi dan Farmasi Klinik di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur Nomor 35 Bandung, Jumat 6/12. Prof. Keri membacakan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Farmasi Klinik untuk Meningkatkan Kualitas Terapi Obat di Tengah Era Disruptif Pelayanan Kesehatan di Indonesia”. Dunia kesehatan di tanah air tak luput dihadapkan pada persoalan dan tantangan menghadapi era revolusi industri dan Selain pemanfaatan IoT, interaksi baru dalam bentuk kolaborasi antar profesi tenaga kesehatan interprofessional collaboration menjadi inovasi untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Menurut Prof. Keri, hingga saat ini, pemenuhan tenaga apoteker di semua fasilitas kesehatan, terutama puskesmas, masih menjadi tantangan tersendiri bagi peningkatan kualitas pelayananan kesehatan. “ Inovasi Farmasi Klinik menginisiasi lahirnya model interaksi baru tim kesehatan yang lebih inovatif dan masif, yaitu penguatan kapasitas apoteker sebagai bagian penting tim pelayanan kesehatan dalam meningkatkan keamanan pasien patient safety dan kualitas pelayanan kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Prof. Keri yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad. Dikatakan Prof. Keri, dunia kesehatan di tanah air tak luput dihadapkan pada persoalan dan tantangan menghadapi era revolusi industri dan Selain pemanfaatan IoT, interaksi baru dalam bentuk kolaborasi antar profesi tenaga kesehatan interprofessional collaboration menjadi inovasi untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. “Dalam menghadapi tantangan tersebut, diperlukan adanya penguatan profesi apoteker sehingga eksistensinya tidak lagi diragukan bahkan dipertanyakan,” ujar Prof. Keri. Prof. Keri menjelaskan, keilmuan bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik mendasari kompetensi apoteker dalam pelayanan kesehatan dan penemuan obat baru. Melalui kajian Farmakologi, apoteker mengetahui bagaimana suatu bahan kimia/obat berinteraksi dengan sistem biologis, khususnya mempelajari aksi obat di dalam tubuh. Sedangkan kajian Farmasi Klinis mendasari interaksi apoteker dan pasien untuk mengoptimalkan terapi obat, meningkatkan standar kesehatan & kualitas hidup, kebugaran wellnes, dan pencegahan penyakit, sesuai filosofi asuhan kefarmasian atau pharmaceutical care. Berdasarkan pengalaman riset pengembangan obat baru dan pelayanan praktek kefarmasian, Prof. Keri mengungkapkan bahwa keilmuan farmasi yang berorientasi pasien patient oriented dan berorientasi produk product oriented saling melengkapi dalam praktek profesi Apoteker. “Hal ini berkaitan dengan bagaimana kita sebagai apoteker dapat memilihkan produk yang paling cocok sesuai dengan kondisi pasien dilihat dari bentuk sediaan, rute pemberian obat, tipe obat, jumlah obat, dosis, jumlah obat yang diserap dan dimetabolisme, serta inetraksi obat,” ujarnya. Dengan adanya keterkaitan antara product oriented dan patient oriented dapat meningkatkan efektivitas obat sebagai produk dalam menyembuhkan pasien, dimana pengobatan akan lebih tepat sasaran dan user friendly. Salah satu penelitian Prof. Keri adalah pengembangan stevia sebagai minuman manis untuk pasien diabetes. Melalui uji aktivitas antidiabetes, teh stevia diketahui dapat mengendalikan kadar gula dalam darah. Ramuan herbal teh stevia ini telah dipatenkan dengan merk TehDia dan dihilirisasi bekerja sama dengan PT DPE serta mendapatkan izin edar dari BPOM. Penelitian lainnya yaitu pengembangan tablet ekstrak biji pala Myristica fragrans Houtt. sebagai antidiabetes dan antihiperlipidemia. Pengembangan obat baru ini telah dilakukan sejak tahun 2009, didukung oleh Kemenristekdikti dan Kementerian Kesehatan RI. Saat ini hasil penelitian tersebut telah tercatat di Kementerian Kesehatan sebagai bahan baku obat baru bekerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk untuk selanjutnya dikembangkan dengan nama produk “Glucopala”. “Pengembangan nutrasetikal TehDia dan juga Kaplet Glukopala merupakan contoh penerapan ilmu farmakologi dan farmasi klinis yang tidak hanya berfokus pada pasien patient oriented tetapi juga pada produk product oriented. Product oriented juga tidak selalu berbicara tentang obat yang sifatnya kuratif, tetapi bisa juga mengarah ke pangan fungsional, karena pelayanan kesehatan bukan hanya berbicara tentang fenomena sakit,tetapi juga fenomena sehat,” ujar Prof. Keri. Sumber Prof. Dr. Keri Lestari, “Hadapi Era Disuptif, Inovasi Farmasi Klinik dan Penguatan Apoteker Dibutuhkan” – Sebagai seorang dokter dengan pengalaman 10 tahun, saya telah melihat betapa pentingnya peran farmasi dalam kesehatan masyarakat. Puskesmas sebagai lembaga kesehatan primer memiliki potensi besar untuk mengembangkan inovasi farmasi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa topik terkait dengan membangun inovasi farmasi di puskesmas untuk kesehatan masyarakat. Mari kita lihat lebih detail bagaimana puskesmas dapat memanfaatkan potensi farmasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. 1. Peningkatan Akses Obat-Obatan Salah satu masalah utama dalam pelayanan kesehatan di puskesmas adalah akses terhadap obat-obatan. Banyak puskesmas di daerah terpencil atau perbatasan memiliki keterbatasan dalam persediaan obat-obatan yang diperlukan. Dalam mengembangkan inovasi farmasi, puskesmas dapat memperbaiki sistem persediaan obat-obatan dan distribusinya, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan obat yang mereka butuhkan. Selain itu, puskesmas dapat memperluas jangkauan akses obat-obatan dengan menerapkan layanan pengiriman obat-obatan ke rumah pasien. Dengan cara ini, pasien yang kesulitan untuk datang ke puskesmas dapat tetap mendapatkan obat yang mereka butuhkan dengan mudah dan cepat. Puskesmas juga dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan akses obat-obatan, seperti aplikasi kesehatan yang memungkinkan pasien untuk memesan obat secara online dan diantar ke rumah mereka. 2. Peningkatan Kualitas Obat-Obatan Tidak hanya akses, kualitas obat-obatan juga sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Puskesmas dapat mengembangkan inovasi farmasi dengan memperbaiki sistem pengawasan dan pengendalian mutu obat-obatan yang digunakan. Puskesmas juga dapat memanfaatkan teknologi untuk memantau kualitas obat-obatan, seperti penggunaan alat uji kualitas obat. Dengan cara ini, puskesmas dapat memastikan bahwa obat-obatan yang digunakan aman dan efektif untuk pasien. Selain itu, puskesmas dapat meningkatkan kualitas obat-obatan dengan menggunakan obat generik berkualitas tinggi. Dengan cara ini, pasien dapat mendapatkan obat-obatan yang sama efektifnya dengan obat paten, namun dengan harga yang lebih terjangkau. 3. Peningkatan Edukasi Kesehatan Masyarakat Selain memberikan obat-obatan, puskesmas juga memiliki peran penting dalam penyuluhan dan edukasi kesehatan masyarakat. Dalam mengembangkan inovasi farmasi, puskesmas dapat memperkuat program edukasi kesehatan dengan mengintegrasikan informasi tentang obat-obatan. Puskesmas dapat melaksanakan program penyuluhan tentang penggunaan obat-obatan yang aman dan efektif, serta memperkenalkan obat generik berkualitas tinggi kepada masyarakat. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya penggunaan obat-obatan yang tepat dan aman. Puskesmas juga dapat mengembangkan program edukasi kesehatan yang lebih interaktif, seperti kelas masak sehat atau senam sehat yang melibatkan konsumsi obat-obatan yang tepat. 4. Peningkatan Kerjasama antara Puskesmas dan Industri Farmasi Kerjasama antara puskesmas dan industri farmasi dapat membantu meningkatkan akses dan kualitas obat-obatan di puskesmas. Dalam mengembangkan inovasi farmasi, puskesmas dapat menjalin kemitraan dengan industri farmasi untuk memperbaiki sistem persediaan dan distribusi obat-obatan. Industri farmasi juga dapat membantu puskesmas dalam meningkatkan pengendalian mutu obat-obatan. Dengan cara ini, puskesmas dapat memastikan bahwa obat-obatan yang digunakan aman dan efektif untuk pasien. Di sisi lain, puskesmas juga dapat membantu industri farmasi dalam melakukan riset dan pengembangan obat-obatan yang lebih efektif dan terjangkau untuk masyarakat. Demikianlah beberapa topik terkait dengan membangun inovasi farmasi di puskesmas untuk kesehatan masyarakat. Dengan mengembangkan inovasi farmasi, puskesmas dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Halo, gue adalah penulis seru yang doyan banget nulis tentang pendidikan, soal, dan tutorial. Gue nggak cuma berbagi ilmu, tapi juga selipin guyonan biar belajar jadi lebih asyik. Yuk, mari kita eksplor dunia pengetahuan sambil ketawa bareng! Halo, gue adalah penulis seru yang doyan banget nulis tentang pendidikan, soal, dan tutorial. Gue nggak cuma berbagi ilmu, tapi juga selipin guyonan biar belajar jadi lebih asyik. Yuk, mari kita eksplor dunia pengetahuan sambil ketawa bareng! Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Masa depan tidak ada yang tau, Tetapi masa depan bisa di prediksi, melalui tindakan nyata yang bermakna hari ini dan disini". Orientasi penugasan khusus Tim Nusantara Sehat di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan DTPK adalah membawa perubahan positif di puskesmas penempatan, terutama menggagas program-program inovasi yang menyentuh langsung tentang permasalahan kesehatan di masyarakat. Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan adalah satu dari ratusan tim Nusantara Sehat penugasan khusus dari kementerian kesehatan, terus bergeliat dan bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pelosok, dalam hal ini masyarakat Sapala melalui program edukasi dan inovasi. Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala yang terdiri dari Hermansyah tenaga Farmasi, Adil Nirwandi tenaga kesehatan lingkungan, Retno Suci Wulandanni Tenaga perawat dan Sumiati Tenaga Bidan yang bulan Agustus ini genap 2 dua tahun mengabdi di puskesmas Sapala, dimana sejauh ini begitu intens memberikan edukasi dan penyuluhan, baik dengan pendekatan ceremonial atau formalitas, maupun dengan pendekatan ada banyak hal yang telah dilakukan selama hampir 2 dua tahun mengabdi di puskesmas Sapala, namun yang masih tergiang dikepala dikalangan tenaga kesehatan kabupaten Hulu Sungai Utara dimana tenaga Nusantara sehat puskesmas Sapala pada bulan April lalu menjuarai tenaga kesehatan terbaik dalam kategori tenaga kesehatan teladan dan penggagas program inovasi tingkat kabupaten Hulu Sungai Utara yang di umumkan secara tertulis oleh dinas kesehatan kabupaten Hulu Sungai Utara propinsi Kalimantan Hermansyah tenaga Farmasi NS mendapat predikat terbaik 2 dua untuk tenaga kesehatan teladan dan program inovasi kefarmasian, sedangkan Adil Nirwandi tenaga Kesling NS mendapatkan predikat terbaik 1 satu kategori tenaga Kesling teladan dan program inovasi kesehatan lingkungan, walaupun berpartisipasi di tahun ke 2 dua dan bersaing dengan tenaga kesehatan senior di 12 dua belas puskesmas lingkup kabupaten Hulu Sungai Utara, namun tenaga Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala tetap mampu bersaing dan mendapatkan hasil memuaskan. Foto Adil Nirwandi kiri dan Rusdiani Pendamping saat menunggu giliran presentasi. Adil Nirwandi tenaga kesehatan lingkungan NS melaju sampai penilaian tenaga kesehatan teladan dan program inovasi tingkat propinsi, yang mana tepatnya pada hari Rabu tanggal 26 Juni 2019 lalu, Adil Nirwandi bersama dengan rombongan dinas kesehatan kabupaten Hulu Sungai Utara bertolak ke Banjarmasin untuk Penilaian dan presentasi makalah program inovasi yang di gagas. Proses penilaian dan presentasi yang dilakukan di hotel Aria Barito Banjarmasin, Adil Nirwandi mendapat kesempatan presentasi urutan ke-2 dua dari 8 delapan peserta tenaga kesehatan lingkungan yang mewakili kabupaten masing-masing se-Kalimantan Selatan, setelah presentasi PPT dan pemaparan makalah program di hadapan tim juri propinsi, Adil menuturkan,"Tidak mengalami masalah yang berarti, lancar saja, walaupun sedikit deg-deg kan dan grogi pada awal-awal, karena dalam forum yang berbeda, namun bisa diatasi, dan Alhamdulillah bisa dilewati", tutur pemuda asli kabupaten Gowa Sulawesi Selatan membanggakan adalah, pada tahun 2019 ini, puskesmas Sapala mendelegasikan 2 dua orang tenaga kesehatannya untuk mewakili kabupaten Hulu Sungai Utara dalam penilaian tenaga kesehatan teladan dan program inovasi Tingkat Propinsi, yaitu ke-2 kategori tersebut meliputi bidang kesehatan lingkungan dalam hal ini Adil Nirwandi tenaga Kesling Nusantara Sehat dan Indera Kasuma tenaga Promosi kesehatan.Selain itu, yang menarik pada Penilaian dan presentasi program inovasi yang menjuarai tingkat kabupaten dan menembus sampai pada tingkat propinsi adalah didominasi oleh program inovasi Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala, Mas-Tobat Masyarakat Sadar Obat mendapat predikat 2 dua tingkat kabupaten, yang di gagas oleh Hermansyah tenaga Farmasi Nusantara Sehat, Lisa-Abil Lihat Sampah Ayo ambil program inovasi Adil Nirwandi Tenaga Kesling Nusantara Sehat, Tobacco Free Rumah bebas Asap rokok dan Senam Triple's senam berkelas yang dipresentasikan oleh Indera Kasuma merupakan program gagasan Tim Nusantara Sehat, selain dari program Gentong Mas Santun Gerakan Tolong masyarakat Sanitasi Tuntas yang lahir dari inovasi Indera Kasuma sendiri. 1 2 Lihat Healthy Selengkapnya

inovasi farmasi di puskesmas